Kisah Siklus Wabah Penyakit 100 Tahun
Wabah Marseille (1720) |
Siklus 100 Tahun (1720, 1820, 1920, 2020) Wabah Besar Pernah Melanda Dunia – Sejarah benar-benar berulang, kali ini adalah pandemi atau wabah mengerikan yang membunuh banyak orang di berbagai tempat di dunia. Di mulai dari Wabah Marseille di Perancis hingga yang paling terbaru adalah Virus Corona yang melanda Wuhan, China. Menariknya, sejumlah teori mengatakan bahwa ada kemungkinan virus-virus tersebut sengaja disebarkan oleh suatu organisasi?
1. Wabah Marseille (1720)
Wabah Besar Marseille merupakan salah satu wabah bubonik terakhir yang signifikan di Eropa. Wabah ini datang ke Marseille, Prancis pada tahun 1720, dan membunuh 100.000 orang di dalam kota dan sekitarnya.
Bagaimanapun, Marseille dapat pulih dengan cepat dari wabah tersebut.Aktivitas perekonomian hanya membutuhkan beberapa tahun untuk kembali seperti semula, terutama ketika perdagangan telah berkembang menuju Hindia Barat dan Amerika Latin. Pada tahun 1765, jumlah populasi telah kembali seperti pada tahun 1720.
2. Wabah Kolera (1820)
Pandemi atau wabah ini dikenal juga dengan pandemi kolera Asiatik atau kolera Asiatik pertama. Awal mula kemunculannya dimulai dekat kota Calcutta lalu kemudian menyebar ke seluruh Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika Timur, hingga pantai Mediterania.
Ratusan ribu orang tewas akibat pandemi ini termasuk banyak tentara Inggris yang kemudian menarik perhatian Eropa. Pandemi ini menyebar hampir di seluruh negara-negara Asia termasuk Indonesia. Pada tahun 1820 tercatat lebih dari 100.000 kematian di Asia disebabkan oleh bakteri ini.
Pandemik ini dimulai dari orang-orang yang minum air yang terkontaminasi bakteri ini. Asal dari endemik ini adalah dari Sungai Gangga. Pada saat festival, para peziarah tertular penyakit di sana dan membawanya ke tempat-tempat lainnya di India saat mereka kembali. Beberapa ahli epidemiologi dan sejarawan medis telah menyarankan bahwa penyebarannya secara global melalui ziarah Hindu, Kumbh Mela, di hulu Sungai Gangga. Wabah kolera sebelumnya telah terjadi di dekat Purnia di Bihar.
Total kematian akibat epidemi ini di seluruh dunia masih belum dapat dipastikan dengan jelas. Namun beberapa ahli memperkirakan bahwa untuk di Bangkok, Thailand kemungkinan terjadi 30.000 kematian akibat penyakit ini. Sementara itu di Semarang, ada sebanyak 1.225 orang meninggal dunia dalam 11 hari pada bulan April 1821.
3. Flu Spanyol (1920)
Flu Sapanyol adalah virus flu H1N1 yang telah mengalami mutasi genetik sehingga jauh lebih berbahaya daripada virus normal.
Flu Spanyol menginfeksi lebih dari 500 juta orang di seluruh dunia, termasuk orang-orang di pulau-pulau Pasifik yang terpencil hingga sampai di Kutub Utara, menjadikannya sebagai salah satu wabah yang paling mematikan dalam sejarah.
Beberapa analisis telah menunjukkan virus ini sangat mematikan karena memicu badai sitokin yang merusak sistem kekebalan tubuh. Ditambah lagi dengan kondisi malnutrisi, kamp medis, dan juga rumah sakit yang penuh sesak serta kebersihan yang buruk mendorong bakteri ini semakin cepat menyebar.
4. Virus Corona (2020)
Virus ini pertama kali diidentifikasi di Wuhan, ibu kota provinsi Hubei China. Virus ini telah menunjukkan bukti penularan dari manusia ke manusia dan tingkat penularannya tampaknya meningkat pada pertengahan Januari 2020.
Meskipun ada upaya dari pemerintah China dan lembaga lain untuk mengkarantina seluruh kota, tampaknya virus tersebut telah berhasil menyebar ke luar perbatasan Cina, dengan sejumlah penduduk negara lain mulai dari Eropa hingga Amerika didapati orang-orang yang suspect virus ini. Gejala orang yang terindikasi virus Corona antara lain yaitu demam, batuk, kesulitan bernafas yang bisa berakibat fatal hingga kematian.
Kematian pertama yang dikonfirmasi disebabkan dari infeksi virus corona terjadi pada tanggal 9 Januari 2020 dan sejak itu sudah ada 214 kematian yang telah dikonfirmasi. Sementara itu penularan virus di luar China yang pertama terjadi di negara Vietnam dari seorang ayah ke putranya. Sementara itu, penularan lokal pertama yang tidak melibatkan keluarga yaitu terjadi di Bavaria, Jerman. Pada 22 Januari 2020 seorang pria Bavaria tertular penyakit ini dari seorang rekan bisnis dari China pada sebuah pertemuan di Jerman.
Post a Comment