Header Ads

Waspada Gelombang Kedua Covid-19 Mulai Merebak di China


Kabar Update - Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat lebih dari 100 kasus virus corona baru ditemukan di Beijing. WHO masih menyelidiki lokasi awal penularan. 

"Pekan lalu, China melaporkan klaster baru di Beijing. Setelah lebih dari 50 hari tanpa kasus di kota itu. Lebih dari seratus kasus saat ini telah terkonfirmasi," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (16/6). 

"Asal dan luasnya wabah sedang diselidiki," jelasnya. 

WHO sebelumnya memperingatkan sejumlah negara yang sudah membuka lockdown dan melonggarkan pembatasan. WHO mengingatkan kemungkinan penyebaran kasus di gelombang berikutnya bisa saja terjadi. 

Baca Juga Bola Online Ovo99sports

Tedros menyebut, pihaknya belum menemukan kasus kematian baru di Beijing. Namun, penularan baru di Beijing tetap menjadi perhatian.

"Bahkan di negara-negara yang telah menunjukkan kemampuan untuk menekan transmisi, negara-negara harus tetap waspada terhadap kemungkinan kebangkitan," tuturnya. 

Dalam konferensi pers di Jenewa, pimpinan teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, mengaku memang tak ada kasus kematian di Beijing selama gelombang kedua ini. 

"Tak ada kematian selama ini di Beijing terkait corona," kata Van Kerkhove.

Direktur kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan, negara-negara yang telah menerapkan tindakan komprehensif pada umumnya tetap dapat menampung penularan baru. 

"Beijing adalah kota besar dan kota yang sangat dinamis dan terhubung, jadi selalu ada kekhawatiran," katanya.

"Dan saya pikir Anda dapat melihat tingkat kepedulian itu dalam tanggapan pihak berwenang China, jadi kami melacaknya dengan sangat cermat," jelasnya.

Baca Juga Galeri Ovo99sports

Sebelumnya, pejabat Pemerintah Daerah Beijing, Li Junjie, mengaku pihaknya menemukan kasus penyebaran corona di pasar Yuquandong di barat laut distrik Haidian. 

Oleh sebab itu, seluruh pasar dan sekolah akan ditutup sampai batas waktu belum ditentukan. Sebelum kasus penyebaran di Yuquandong, klaster baru pertama kali muncul di pasar Xinfadi pada pekan lalu.

Saat ini, China memiliki 83.181 kasus positif, 4.634 kematian, dan 78.370 pasien sembuh.