Header Ads

Pasien Corona Meninggal di Bantul Ternyata Warga Bekasi


Kabar Update - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul menyatakan, satu pasien dalam pengawasan (PDP) virus korona (Covid-19) yang meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati, Bantul, merupakan warga berdomisili di Bekasi, Jawa Barat. Dari sembilan PDP yang terdata di daerah itu, ada satu PDP meninggal yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati pada Rabu (18/3) petang.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinkes Bantul Sri Wahyu Joko Santosa seperti dilansir dari Antara pada Jumat (20/3) mengatakan, pasien itu aslinya domisilinya tidak di Bantul. Namun, domisilinya di Bekasi dengan KTP dari Purworejo (Jawa Tengah). ”Pasien ini sampai di Bantul dalam rangka pindah rumah sakit,” kata Sri Wahyu.

Sri Wahyu menjelaskan, pasien laki-laki yang meninggal itu berusia sekitar 73 tahun. Pindah rumah sakit dari Bekasi ke Bantul karena ingin mendekatkan diri dengan anaknya di Kabupaten Bantul. ”Pasien di Bantul hanya singgah selama sekitar tiga jam di tempat anaknya, kemudian masuk RS PKU Muhammadiyah, Bantul, dan akhirnya dirawat di RS Panembahan Senopati. Diagnosa adalah sepsis menurut keterangan dari rumah sakit,” terang Sri Wahyu.

Menurut Sri Wahyu, pasien masuk rumah sakit di Bantul dalam kondisi kesehatan yang buruk. Meski begitu, rumah sakit yang ditunjuk sebagai rujukan pasien Covid-19 tetap menerima, karena sudah menjadi kode etik yang ditetapkan Kementerian Kesehatan dalam penanganan pasien. ”Kita tidak membatasi untuk rujukan, jadi ada kode etik bahwa kalau memang untuk rujukan kita sebenarnya terbuka untuk semuanya, tapi pada saat masuk pertama kali ke RS PKU statusnya bukan mengarah ke Covid-19, dia masuk dengan penyakit penyerta lain yang memang sudah berat,” kata Sri Wahyu.

Hasil diagnosa dokter RS Panembahan Senopati Bantul, lanjut Sri Wahyu, adalah sepsis atau komplikasi infeksi yang mengancam keselamatan jiwa. ”Sedangkan hasil uji laboratorium untuk konfirmasi Covid-19 belum diterima dari Litbangkes Kemenkes, jadi sampai saat ini kita belum bisa menentukan apakah PDP ini terkonfirmasi positif atau tidak,” ujar Sri Wahyu.