Header Ads

Paguyuban di Garut Ubah Garuda dan Cetak Uang Sendiri


Kabar Update - Pemkab Garut menemukan fakta baru terkait paguyuban Tunggal Rahayu yang sebelumnya memodifikasi lambang Garuda Pancasila dengan kepala ke depan. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya, mengatakan paguyuban itu mencetak mata uang sendiri. 

“Fakta ditemukannya uang ini kami temukan memang belakangan. Kami juga cukup kaget karena paguyuban ini mengeluarkan uang dengan pecahan 20 ribu, 10 ribu, 5 ribu dan 1 ribu,’” ujar Wahyu kepada wartawan, Selasa (8/9). Satuan mata uang itu memakai rupiah. 

Wahyu menambahkan, ada gambar foto ketua pengurus paguyuban, Cakraningrat, yang tercetak di dalam uang tersebut. Meski begitu, foto tersebut merupakan hasil suntingan foto Sukarno. Anehnya lagi, uang tersebut memuat tulisan Bank Indonesia. Kualitas cetakannya juga tidak terlalu bagus.

“Kalau lihat dari desain uang, ini yang aslinya adalah gambar Sukarno, namun bagian kepalanya diedit diganti oleh kepala ketua paguyuban,” ungkapnya. 

Dari informasi yang ia dapatkan, uang tersebut telah digunakan untuk bertransaksi oleh sejumlah pengikut paguyuban tersebut. Meski begitu, Pemkab Garut masih mendalaminya soal aspek hukum uang tersebut. 

Sebelumnya, paguyuban Tunggal Rahayu menjadi sorotan masyarakat karena mengubah lambang Garuda Pancasila. Hal itu diketahui oleh Pemkab saat perwakilan paguyuban itu mengurus izin beberapa waktu yang lalu.  

Wahyudijaya mengatakan ada sejumlah kejanggalan saat organisasi itu mengurus izin legalitas. Salah satunya adalah penggunaan lambang negara.   

Baca Juga Info Terkini Ovo99sports

“Di antara kejanggalan yang kami lihat, paguyuban ini berani menggunakan lambang Negara Indonesia, yaitu Burung Garuda yang diubah. Kepalanya jadi menghadap ke depan, dan tulisan Bhinneka Tunggal Ika diganti dengan kalimat lain,” ujar Wahyu, Selasa (8/9). 

Kata Wahyu, untuk menjadi pengikut, calon anggota diberi iming-iming uang Rp 5 juta. Selain itu, organisasi itu juga menebar janji utang-utang para anggotanya bisa dilunasi. Utang itu akan dibayarkan menggunakan uang dari Bank Swiss.  

“Sepintas memang paguyuban ini mirip dengan organisasi amaliyah yang beberapa tahun lalu juga sempat menghebohkan Garut,” jelasnya tapa merinci nama organisasi tersebut.