Header Ads

Menolak Dinikahkan, Seorang Gadis Afghanistan Dibunuh Kakaknya


Kabar Update - Seorang tentara Afghanistan menusuk saudarinya yang masih remaja hingga tewas. Ia nekat melakukan hal itu setelah saudarinya menolah dinikahkan. Padahal, pesta pernikahan sudah disiapkan oleh pihak keluarga. 

Dilansir AFP, gadis malang berusia 18 tahun itu dibunuh di kediamannya di distrik Baharak, Provinsi Badakhshan, Senin (4/5). Setelah melakukan aksinya, sang kakak lalu melarikan diri. 

"Kakak dari si gadis lari ke area yang dikuasai Taliban, polisi sudah melancarkan operasi pencarian untuk menangkapnya," kata Juru Bicara Kepolisian Provinsi Badakhshan, Sanaullah Rohani, Selasa (5/5).  

Menurut keterangan polisi, sebelum ditusuk, gadis tersebut diikat dulu dengan tali oleh kakaknya. 

Info Selengkapnya KLIK DISINI

Aktivis perempuan setempat, Asifa Karimi, menjelaskan latar belakang pembunuhan ini. Menurut Asifa, gadis tersebut menolak perjodohan yang diatur keluarganya karena ingin menikah dengan pria yang ia cintai. 

"Dia menolak rencana keluarganya, dan dia sudah menyerahkan diri ke polisi. Tapi polisi memulangkannya," tutur Asifa.  

"Sedangkan si kakak, seorang serdadu, membawanya pulang dan membunuhnya dengan brutal dengan alasan membunuh demi kehormatan," lanjutnya. 

Di Afghanistan, tradisi membunuh karena alasan 'kehormatan' masih diterapkan oleh beberapa kalangan. Bagi mereka, perempuan tidak memiliki pilihan sendiri, khususnya soal pernikahan atau pendidikan. 

Salah satu anggota parlemen setempat, Fawzia Koofi, menyalahkan pihak polisi karena telah memberikan penanganan yang salah dalam kasus ini. Apalagi, banyak penegak hukum di Afghanistan, termasuk polisi dan pengadilan, yang percaya jika hukuman yang cocok bagi perempuan yang kawin lari adalah dibunuh dengan alasan kehormatan. 

"Perempuan di Afghanistan masih sangat rawan kekerasan, mereka ada di dalam kehidupan sosial, tidak hanya di kawasan Taliban, tapi juga di rumah-rumah," kata Fawzia. 

Info Selengkapnya KLIK DISINI

Pada akhir 1990-an, Taliban melarang perempuan untuk bekerja dan bersekolah. Mereka mengharuskan para perempuan berpakaian tertutup di seluruh badan saat keluar rumah.  

Aktivis dunia pun mengatakan, bahwa kekerasan terhadap perempuan masih tinggi di penjuru Afghanistan. Tahun lalu, Komisi HAM Afghanistan mencatatkan ada 2,700 kasus kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan. Angka ini naik 9 persen dari tahun sebelumnya.